CERITA DEWASA

hmm..........

Selasa, 19 Maret 2013

Ngentot karna salah kamar




Ngentot Perawan Gara-gara Salah Kamar Namaku adalah Santoso. Saya bekerja di suatu pabrik di sekitar kota B. Saya bekerja di sana sudah hampir satu tahun. Saya adalah laki- laki single berusia 20 tahun dengan
tinggi 170cm dan berat badan 65kg. Sebenarnya saya malas menceritakan pengalaman saya tentang sex tapi karena di situs ini banyak cerita yang merangsang, jadi saya sesekali mencoba untuk menulisnya. Setiaptahun pabrik selalu mencutikan karyawan selama seminggu dan inilah saatnya para karyawan berlibur. Aku merencanakan berlibur sendiri di pantai. Jadi aku langsung pulang setelah mendapat gaji dari atasan dan
merapikan baju ke koper untuk ke pantai. Aku mengunakan bis untuk pergi ke pantai. Perjalanan sangat cepat setelah hanya memakan waktu 30 menit. Setelah sampai di pantai, aku mengambil koperku ke tempat resepsionis dan memesan hotel untuk istirahat. Tapi aku terkejut ketika seseorang bangun dari tempat duduknya. Dia adalah perempuan yang sangat cantik dengan tubuh tinggi sekitar 160cm. Aku agak terbengong sejenak dan tiba-tiba..... "Ada apa pak?" tanya cewek itu. "Eee... Saya ingin memesan kamar." Jawabku. "Mau pesan yang mana mas?, disini ada tiga macam kamar." tanya lagi dengan menunjukan
papan harga tiga kamar. Aku agak bingung memilih kamar karena aku terpesona oleh kecantikan gadis ini.
"Saya ingin kelas menengah" Jawabku setelah berusaha menghilangkan melamunnya. "Harganya Rpxxx" Jawab cewek itu. Lalu aku membayar uang tersebut. Pada saat dia mengetik komputer resepsionis,
aku sengaja melihat namanya yang menempel di baju sakunya. Lia namanya. Aku juga lihat tubuhnya dan aku mengelengkan kepalaku sambil berpikir, "Benar benar sempurna." Walaupun dia mengunakan jas seperti layaknya karyawan tapi tubuhnya sangat seksi. Aku terus bengong sambil menunggu dia selesai mengetik.
Akhirnya dia mengangkat kepalanya dan mengasih kunci itu sambil berkata "Selamat menikmati hotel kami." Aku mengambil kunci itu dan naik ke kamar hotel. Sesampai di kamar hotel, aku berbaring di ranjang dan memikirkan perempuan tersebut. Tapi lama-kelamaan aku jadi mulai terangsang dan burungku berdenyut
ingin keluar dari sarangnya. Aku ingin berusaha untuk tidak memikirkan yang tidak- tidak, tapi burungku terus berontak ingin keluar. Jadi aku melorotkan celana jeans dan celana dalamku sampai ke paha.Muncullah
Elang tanpa sayap yang tegak itu. Aku mulai memegang penisku sendiri sambil memikirkan perempuan tersebut. Aku tidak tahan dan mulai mengocok penisku sendiri dengan irama pelan. Setelah mengocok
lama, aku merasakan kamarku menjadi panas jadi aku berdiri dan berhenti sejenak untuk melepaskan semua pakaian. Aku ingin memulainya lagi tapi tiba-tiba ada orang yang membuka pintu kamarku. Aku
sangat kaget dan berusaha memakai bajuku tapi seseorang terlanjur melihatku. Ternyata perempuan lain yang tak kukenal tapi sangat cantik. Kami saling bertatapan sejenak dan perempuan itu mulai bicara. "Ap..a...kah. in..i kamar no.xxx?" Aku terkejut mendengar perkataannya karena biasanya perempuan langsung menutup
pintunya kalau melihat tubuh telanjang lawan jenis. Aku bingung harus menjawab apa karena takut salah. Masih dalam keadaan telanjang,aku memberanikan diri dan menjawab. "Tolong anda masuk dan tutup pintunya dulu." Aku mulai merasa sangat kacau karena aku tidak tahu apa yang kukatakan benar atau salah. Perempuan itu tersenyum dan masuk ke dalam kamarku. Setelah menutupi pintu kamarku, dia bertanya lagi. "Apakah ini kamar no.xxx?" Aku sangat pusing melihat keadaan sekarang dan bermaksud untuk lari tapi aku tidak bisa lari. Aku menghembus napasku dalam-dalam dan berkata. "Ini.. bukan.. kamar... xxx.." Setelah mendengar jawabanku, dia tidak pergi malah mendekatiku dan berkata. "Kenapa kau masih dalam keadaan
telanjang?" Setelah mendengar perkataan itu, aku masih bingung sekaligus terangsang seolah ingin cepat-cepat bergumul dengannya tapi juga takut karena belum pernah melakukan hubungan dengan lawan jenis. Tangan kanan perempuan itu mulai memegang badan bidanku dengan usapan kecil. Aku masih belum tahu apa yang harus kulakukan. Tangan kirinya memegang alat vitalku dan bertanya. "Apakah kau pernah melakukannya?" Aku tidak menjawab dan langsung mencium bibir mungil itu secara acak- acakan. Dia pun mulai membalasnya. Aku kaget dengan reaksiku sendiri karena aku tidak memerintahkan untuk mencium. Dia mulai mengeluarkan lidahnya dan mencari lidahku. Aku jadi mulai membalasnya. Setelah beberapa saat kami ciuman, dia melepaskan ciumannya dan berkata di dekat telingaku. "Tenang saja, kita akan bersenang senang." Dia membuka semua bajunya dan melempar di lantai. Tampaklah bukit kembar yang lumayan besar dan garis feminimnya dengan sedikit berbulu. Aku menelan ludah setelah melihat tubuh wanita yang begitu indahnya tepat di depan mataku. Dia mendorongku ke tempat ranjang dan aku jatuh terbaring di ranjang. Dia datang dan mulai mengusap elangku. "Ahh............" Gunamku. "Apakah enak mas?" Tanya si cewek."En.....ahhkk....k" belum sempat aku menjawab, dia sudah memasukin penisku ke dalam mulutnya. Dia masih mengulum penisku yang membuatku merem- melek dengan napas yang tidak teratur. "Ahhhkkkkk............. Ahhhkkkkk......... Ahhhkkkkk......." Aku mengerang saat lidahnya menjilati lubang penisku. Dia terus menjilati lubang penisku jadi rasanya seperti mau cepat cepat keluar. Setelah beberapa saat, aku mulai merasa gatal dan berdenyut di sekitar penisku. "A..khhhh...u ti....d..ahkk khh.....uu.....aaaatttt." Teriakku. Aku langsung menyemburkan cairan kejantananku ke dalam mulut
perempuan itu. Cairan yang kukeluarkan sangat banyak tapi sepertinya perempuan itu menelan sebagian spermaku. Badanku langsung terasa lemas dan serasa ingin tidur. "Mas jangan tidur dulu dong mas!!" teriak cewek itu sambil menepuk dadaku. Aku terbangun dan ingat bahwa aku sedang melakukan hubungan. "Ak..u be..nar be..nar di..buat kamu pingsan, eh ngo..mong ngo...mong kamu sia...pa?" Aku berbicara setelah ingat bahwa aku ingin tahu siapa dia. "Kalo mas ingin tahu siapa aku, kau harus melakukannya
sekali lagi, setuju tidak?" tantang cewek itu. "Iya deh." jawabku dengan lebih percaya diri dan langsung bangun dari tempat tidur untuk melakukan seksual. Aku membalikkan badan cewek itu menjadi tidur berbaring dan langsung menjilat payudaranya mulai dari kiri dan menekan jari telunjuk ke punting kanan
cewek itu. "Ahh....." Gunam cewek itu. Aku terus menjilat puting kirinya cewek itu dengan lembut dan menghisap sambil mengoyangkan jari telunjuk kiri ke punting kanannya. Ini membuat dia merem-
melek dan... "Ahhhh......ge...li.... geee...lliiiii ahhh...." "Masssss......" rintih cewek itu dengan suara menggoda. Aku yang tadinya sudah kecapean mulai terangsang lagi setelah mendengar suara merdu yang mengoda. Aku terus menjilati kadang kadang mencium, menghisap dalam- dalam supaya ingin merasakan
nikmat punting susu seorang wanita. Setelah puas dengan yang punting kiri, aku menghisap yang kanan. Ini kulakukan berulang kali sampai payudaranya basah penuh oleh cairan ludahku. Tangan kananku mulai menurun dan memegang bagian feminim wanita tersebut. Aku mencoba memegangnya dengan seluruh tangan tetapi wanita tersebut menolaknya dengan mengrapatkan kedua pahanya. Aku ingin berusahanya tetapi dia mengatakan sesuatu diiringi dengan rintihan. "Mas... s...... ja...... ngan....... duuu...lll...uuuuu.....mas"
"Sa...yyaaa.... ma...ssiihhh..... pe.....rrraaaa....wwa....aannn" kata cewek itu. Aku tidak perduli dengan
rintihan tersebut dan mencobanya dengan mencium bibirnya dengan tangan kiriku masih memijit bagian kanan punting wanita tersebut. Setelah mencium bibir tersebut aku menulusuri leher wanita tersebut. "Ge......llllliiiiii..... ahhhhh.... ngi......llluuuu" rintih wanita tersebut. Aku ingin sekali rasanya untuk cepat
cepat menghabisinya tetapi aku masih bingung harus merangsangkan bagian mana lagi supaya dia terangsang. Jadi aku mendekatkan kuping wanita itu dan mengatakan sesuatu. "Sayang, saya ingin sekali mencicipi keharuman feminim mu." "Tuunnnnngggguuuuu.......... Masssssss..... Ahhhh...." Jawab Cewek itu. Tetapi kata kata tersebut mulai melemah dan pada saat tangan kananku mulai membuka bagian paha cewek itu,
dia sepertinya tidak menolak. Dia membuka pahanya dan aku mulai merasakan kehangatan bagian bawah cewek tersebut. Aku mulai memegangnya dengan telapak penuh dan mengerakannya naik turun
dengan irama pelan. "Shhhhh......Shhh..." Cewek itu merintih. "Hhhhhh.......hhhhhh" Aku memberanikan diri dan mulai mengosokkan vaginanya dengan agak cepat sambil menghisap puntingnya sangat dalam. Ini membuat dia tambah terangsang dan aku mulai merasakan lembab vagina perempuan tersebut.Aku
melepaskan ciuman tersebut dan langsung menurun ke bagian feminim tersebut. Aku mengendus dan merasakan keharuman yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku pun memulainya dengan
jilatan kecil di permukaan vagina yang membuat napasnya tidak teratur. "Hhhhh..........hhhhhh" "A.....ku.......ahhhhhhssssshhhh" Cewek itu sepertinya ingin mengatakan
sesuatu tetapi aku tidak memperdulinya dan menjilatinya dengan lebih cepat. Aku menjilatinya terus-menerus sampai aku mulai merasakan ada sesuatu yang seperti bola kecil mencuat keluar. Aku tidak mengerti dan coba untuk menjilatinya tapi tiba-tiba....... "Ahhhhkkkkk........ Ge.....lllllliiiiii..... niiikkk...Ahhhhh....ma...t... ahh.." Cewek itu merintih lebih keras seolah olah ingin minta tolong pada seseorang. Aku pun mengerti ternyata dia merasa nikmat kalau dijilat di daerah situ. Dia mulai menjambak kepalaku yang membuatku kesakitan tapi aku tidak ragu-ragu lagi dan mulai menjilatinya terus-menerus sampai tiba- tiba aku mendengar sesuatu. "Ahhhhh..... kk.... Ak......uuuu...... iiiiinnnggg...iii...nnn.... kkkkeeeelllluuuuaarrr" Bersamaan dengan suara itu, aku merasa ada cairan yang keluar sangat deras. Kepalaku pun dijepit erat-erat yang membuatku tidak bisa bergerak. Aku merasa sesak napas karena tidak ada ruangan yang bisa buat bernapas. Aku diam sejenak untuk mengetahui apa yang terjadi. Setelah beberapa saat, tangan yang memjambakku mengendor dan kaki yang menjepitku pun melepas. Aku mengangkat kepala dan lihat matanya mulai terbuka. "Ma..sss....kamu...he...bbaattt...." Ujar cewek itu. "Kamu juga hebat sayang." Jawabku. "Masss, kau.. tahu.... tidak.... bahwa.... kau.... sala.h kam..ar?" Tanya cewek itu dengan suara lemas. Aku agak bingung dan berbicara kembali. "Ini kan kamar yyy...." "Tid...ak, Ini kam..ar...xxx" tutur cewek itu. Aku kaget setengah mati dan baru mengerti bahwa akulah yang salah. "Nama kamu siapa sayang?" Aku tanya dia setelah tenang dengan memegang pipinya. "Ak.u ada..lah Cellia." Jawabnya. "Apakah kau mau jadi istri
saya?" Tanyaku. "Kau be..nar-be..nar nak..al." Jawabnya. Setelah menjawab itu, aku langsung mencium bibirnya dan memulai permainannya lagi. Aku mengeluarkan lidahku dan mencari lidahnya untuk dimain. Dia pun membalasnya dengan penuh nafsu. "mmm.....mmmmm....." itulah suara yang dikeluarkan waktu lidah kami beradu. Aku terus memainkan lidahnya sambil kuangkat setengah badannya. Keadaanku
sekarang lebih tenang dibanding yang tadi jadi aku melepas ciumannya dan dengan santai menjilati lehernya naik turun. "Hhhhhhh........hhhhh.." itulah suara cewek yang lagi mendesah. Permainan di
leher
sudah cukup untukku dan aku
bermaksud untuk mulai lagi di bagian dadanya.
Aku
turun dan mulai menghisap
payudara kirinya. Aku menyedot, mencium,
mengendus payudaranya. Sedangkan
tanganku mulai lagi memijit kanan
payudara indah itu. Aku menghisap
terus-
menerus sampai payudara kirinya
basah kuyup dan aku pun berpindah lagi
menghisap ke punting kanan. Aku
mengulang terus-menerus dari kiri
ke
kanan, dan kanan ke kiri. "Ahhhh......
Ahhhhh... Ahhhhh.... geeee....llliiii.... ngi...lll...uuuu...." Itulah kata-kata
yang
terulang terus- menerus.
"Maaaa...ssssss.... co....bbbaaa.....
mm.....aa..sssuuuu...kkkiiiinnn....
mmm..aaaa..ssss.." "Akkk...uuuuu... suuu..dd..ahhh...
s...iii...aaa...pppp...Akhh." Sepertinya
kata
itu mulai muncul ketika aku mengigit
kecil                                                    
di punting kanan wanita itu.Aku masih
belum ingin menancap gas karena
pikiranku sudah agak tenang, aku
ingin dia
merasakan kehebatan permainanku.
Tetapi dia sangat ganas. Dia membalikan
tubuhku dan menindihnya di atas
tubuhku.
Aku tidak bisa apa-apa dan
mengikuti
permainannya. Dia menunduk dan menjilati puntingku.
"Ahhhkk....Ahhhh."
Desahku sambil berusaha
mengangkat
kepalanya. Tetapi dia melarang dan
menepis kedua tanganku. Setelah menjilat
sebentar puntingku, dia duduk
memegang
penisku dan berusaha memasukinya
ke
dalam liang vaginanya. "Astaga, ini perempuan masih perawan tapi
berani
memasukinya, benar benar lihai."
pikirku.
Saat memasuki ke dalam liang
vaginanya, aku mengalami kesulitan. Aku
merasa
susah sekali memasukinya. Dia mulai
menekan sedikit demi sedikit dan
akhirnya
masuk setengah. Setelahmemasukinya, dia
mulai mengenjot dengan irama
pelan.
"Ahhh...Ahhh." Kami berdua
mendesah
secara bersama. Aku merasa sepertinya
ada sesuatu yang menyentuh seperti
dinding di dalam vaginanya tetapi
aku
tidak tahu apa itu karena yang
kurasakan saat itu hanyalah nikmat. Aku mulai
mengangkat pinggulku untuk
menusuknya
lebih dalam. "Ahhhh....Ahhhh." Kami
terus
mendesah tidak beraturan. Permainan
yang menyenangkan ini kuteruskan
dengan irama agak cepat tapi
sepertinya
cewek itu agak kesakitan.
"A....dduu..hhh... sssaa...kkkkk..iiii...tttt" "Say..,
ke..na..pa?"
Tanyaku. "Ak...uuu
suu...dddaahh....Ahhhhh." Jawabnya
terhenti. "Ke..na..pa?" Tanyaku
penasaran. "ttiii...ddaakkk...per...aaww...a..nnn"
Lanjutnya lagi. Pada saat bersamaan
dengan teriakan itu, aku merasakan
seperti menembus sesuatu dan aku
sadar
pada saat darah mengalir di daerah perutku. Ternyata aku telah meregut
keperawanan gadis itu. "Celaka, aku
tidak
sadar bahwa dia masih gadis karena
saya
terlalu keasyikan bermain." Pikirku. Pada
saat yang sama, pikiranku juga
merasakan
menyesal sekaligus nikmat. "Mau
gimana
lagi, nasi sudah jadi bubur!" Aku diam
sejenak untuk menenangkan situasi.
Setelah agak tenang, perempuan itu
melihat ke arahku dengan agak
merangsang sambil menekan
dadaku dan mulai mengenjotnya lagi. Aku pun
tersenyum dan mengetahui bahwa
dia
tidak menyesal kehilangan
kegadisannya.
"Ahhh......Ahhhhhh." Kami mulai lagi mendesah hebat ketika enjotannya
semakin cepat. "A....yooo.....
masss...."
Dia mengatakan itu sambil
mendesah.
"ma...ssuuukkkiinn.... ahhh... ke..... daaaa...la...am." Dia terus berusaha
mengatakan sesuatu. "akkk....uuuu
in....giii...n me...ra.a..saa..kan
el...ang...aahhhh.....
bb...eee..sss..aaa..rrr." Aku tidak
begitu jelas apa yang dia katakan, tetapi
saya
tahu bahwa dia menikmatinya
karena dia
terus mengenjotnya dengan irama
lumayan cepat dibanding tadi. Marathon
yang melelahkan masih terus
berlanjut,
permainan ini kurasakan sangat
lama
sampai aku mulai merasa ada yang berdenyut lagi di sekujur burungku.
"Cell...iiaa..., a...kkkkuuu..ahh...
iinnngggiinnn...kkkeee..lllluuaaarrr.."
Aku
berbicara sambil memegang pinggul
perempuan itu. "Sayyaa... jjjuuu.gggaaa...
ttiiiddaakkk....aahhhhh...
ttaahhaaannn."
Suara histeris perempuan itu mulai
kencang. Tiba-tiba aku merasakan
ada cairan banyak yang keluar dari liang
tersebut dan memuncratkan di
penisku.
Cairan ini membuat permainanku
ingin
cepat berakhir karena sangat licin dan....
"Ahhhhkkkkkkkk.....Ahhhkkkkkk"
Aku teriak
sekencang kencangnya sambil
menaik-
turunkan pinggul perempuan itu dengan
sangat cepat.
"Croootttt......Crooottttt...."
Burungku akhirnya mengeluarkan
cahaya
putih yang sangat banyak. Kurasakan
bahwa aku menyemburkannya 7
kali
didalam liang vagina perempuan
tersebut.
Setelah beberapa saat, tanganku mulai
berhenti dan melepaskannya. Aku
pun
terasa sangat lemas. Aku
memejamkan
mataku dan aku pun tertidur. Di detik
terakhir, aku hanya merasakan
bahwa
perempuan itu tertidur di pangkuan
dadaku. Setelah matahari terbit di
pagi hari, aku pun pelan-pelan membuka
mataku. Aku masih bingung apakah
kemarin aku bermimpi atau tidak.
Aku pun
menengok kiri dan kanan untuk
mengetahuinya. Ternyata aku tidak mimpi
dan aku melihat ada wanita sedang
merapikan bajunya dan siap untuk
pergi.
Aku memanggilnya tapi.... "Sayang,
kau mau ke mana?" Tanyaku. Dia hanya
tersenyum dan pergi keluar. Aku
pun tidur
lagi karena aku benar- benar
kecapean.
Sejak kemarin aku selesai kerja, aku tidak
istirahat. Aku bangun lagi setelah
segar
dan memakai kembali pakaianku.
Setelah
selesai, aku pun keluar dengan bagasiku.
Aku melihat pintu nomor yang
ditempel di
pintu dan ternyata aku benar-benar
salah.
Ruanganku ada di sebelah. Aku taruh
barang-barang di kamarku dan
keluar.
Pada saat aku keluar dan berjalan di
lorong, aku melihat ada pembersih
ruangan berjalan menuju ke sini. Aku pun
mengsenyum pagi ke pembersih
laki-laki
itu. Aku melewati pria itu dan
mendengar
suara pintu terbuka. Aku menengok sebentar dan aku kaget karena pintu
yang
dibuka adalah ruangan yang aku
tidur
bersama perempuan kemarin. Aku
bergegas kembali ke sana dan menghentikannya. "Tunggu dulu
pak,
jangan dibersihin ruangan ini."
"Ah?" Pria
itu sepertinya bingung. "Ruangan ini
kan sudah check out tadi pagi." Lanjut
pria itu.
"Emangnya ini ruangan bapak?"
Lanjut lagi
dengan pertanyaan. Aku bingung
sekaligus kaget karena wanita yang
bersetubuh
denganku pergi begitu saja tanpa
pemberitahuanku. "Tidak pak, aku
pikir itu
ruangan saya." Aku jawab setelah mengetahuinya. Aku pun keluar
hotel
dengan menyesal dan pergi makan
siang.
Sisa liburanku hanyalah hampa
karena aku sendiri di dalam hotel sambil
menyedih hati berbaring di ranjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WELCOME

aswansosiolog.blogspot.com